0

Tuntunan Pernikahan Islami Menuju Pelaminan Suci

Label: ,

MUKADDIMAH

Pernikahan adalah hari terindah nan bersejarah yang tak terlupakan. Hari yang begitu berarti bagi kehidupan seorang insan. Di hari itu, sepasang mempelai begitu berbahagia dengan anugerah dan nikmat Allah .
Betapa tidak?
Pasangan yang selama ini dinanti, tlah ada di sisinya. Berbagai perasaan gembira dan bahagia menyelimuti dirinya. Sejuta asa dan harapan memenuhi kalbunya. Semoga pernikahan di hari ini berbarakah, langgeng, sakinah mawaddah wa rahmah. Semoga dan semoga Allah mengabulkan harapan kita….
Pembaca yang dimuliakan Allah….
Itulah pernikahan . Hari yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para pemuda dan pemudi. Sebuah ikatan sakral nan suci yang membedakan antara zina, yang merupakan dosa besar, dengan nikah, yang merupakan anugerah ilahi.
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Tidak ada satu kisipun dari kehidupan manusia kecuali sudah tersinari dengan bias cahaya Islam. Islam adalah agama yang datang dari Allah . Tidak ada satupun aturan dan syariat yang Allah tetapkan kecuali akan membawa kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sehingga tidak ada pilihan bagi hamba yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yang menginginkan kebahagiaan yang hakiki kecuali harus mengikuti syariat Allah.
Allah berfirman:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.” (Q.S. Al Ahzaab: 36)
Allahlah yang menciptakan kita dan alam semesta ini. Maka tidak ada yang mengetahui kemaslahatan bagi seorang hamba kecuali Allah Rabbul ‘Alamin. Janganlah kita mencari kebahagiaan untuk urusan dunia dan akhirat kecuali dengan mengikuti syariat Allah.
Wahai hamba-hamba Allah…
Janganlah engkau mencari keselamatan di dunia melalui jalan yang tidak disyariatkan oleh Allah. Janganlah engkau mencari kebahagiaan dengan melakukan kemaksiatan kepada Allah. Percayalah dan yakinlah – semoga Allah menunjukimu- engkau tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Kalaupun engkau mendapatkan kebahagiaan, itu adalah kebahagiaan yang semu yang berujung kepada kehancuran dan penyesalan di dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
“ Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”(QS. An-Nur: 63)

PERNIKAHAN MERUPAKAN TANDA KEKUASAAN ALLAH

Satu perkara yang tidak terlepas dari aturan dan syariat Allah adalah ‘Pernikahan’. Terlebih lagi pernikahan itu merupakan pintu gerbang bagi keberlangsungan hidup manusia.
Pembaca yang berbahagia…
Allah telah menetapkan tali pernikahan nan suci sebagai anugerah ilahi guna menyemarakkan kehidupan di alam semesta. Pernikahan juga merupakan bukti dan tanda akan agungnya kekuasaan Allah .
Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar Ruum: 21)

BERSYUKUR TERHADAP ANUGERAH ILAHI

Saudaraku di jalan Allah…
Merupakan anugerah Allah, dimana Allah menciptakan manusia untuk memiliki rasa cinta dan ‘syahwat’ kepada lawan jenisnya. Laki-laki terhadap wanita, demikian pula wanita terhadap laki-laki.
Allah berfirman:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S. Ali ‘Imron: 14)
Akan tetapi dia antara manusia ada yang tidak bersyukur atas anugerah yang Allah berikan kepada seorang hamba. Bagaimana mereka bisa dikatakan tidak bersyukur? Ya, dikarenakan mereka mempergunakan anugerah/nikmat berupa ‘syahwat’ di jalan yang dimurkai Allah. Mereka mempergunakan syahwatnya dengan cara melanggar batasan dan ketentuan Allah .
Mereka menjadikan syahwat sebagai tuannya. Sehingga kehidupannya diperbudak oleh syahwatnya. Ya, dia telah terfitnah dengan ‘syahwatnya’. Akhirnya dia menyalurkan syahwatnya di jalan yang dimurkai Allah , seperti: zina (kumpul kebo) dan seluruh perkara-perkara yang bisa menjatuhkan dirinya ke dalam perbuatan zina, seperti: pacaran, memandang wanita yang tidak halal, jabat tangan dengan wanita yang bukan mahram, berdua-duaan dengan wanita, dan lain sebagainya. Padahal Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al Israa: 32)
Rasulullah juga bersabda:
فَاتَّقُوا الدُّنْيا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فّإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَاءِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ.
“Hati-hatilah kalian terhadap (fitnah) dunia dan berhati-hatlah kalian terhadap (fitnah) wanita. Sesungguhnya fitnah yang pertama kali (menghancurkan) bani israil adalah wanita. (H.R. Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri)
Lalu bagaimana seorang hamba bisa dikatakan bersyukur terhadap nikmat dan anugerah Allah ?
Ketahuilah wahai hamba-hamba Allah, bahwa seseorang bisa dikatakan sebagai hamba-Nya yang bersyukur apabila memenuhi 3 syarat:
Bersyukur dengan hatinya, yaitu dengan cara meyakini bahwa segala nikmat yang ada pada seorang hamba itu datangnya dari Allah .
Allah berfirman:
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya).”(QS. An-Nahl: 53)
Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan cara memuji dan berdzikir kepada Allah.
Bersyukur dengan anggota badan, yaitu dengan menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai oleh Allah . Dan lebih sempurna lagi, apabila hamba yang telah banyak diberikan nikmat oleh Allah, semakin tekun dalam beribadah kepada Allah .
Semakin bertambah, semakin dekat kepada Allah . Begitulah yang ada pada Rasulullah . Beliau beribadah siang dan malam kepada Allah . Beliau menghidupkan malamnya dengan shalat lail (tahajjud) sampai kakinya pecah-pecah. Ketika ditanyakan oleh Aisyah d, beliau menjawab:
أَفَلا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا ؟
“Apakah aku tidak suka untuk menjadi hamba yang bersyukur?” (H.R. Al-Bukhari & Muslim)
Sehingga ketika seorang hamba bersyukur terhadap nikmat Allah, maka dia akan mendapatkan janji Allah:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (Q.S. Ibrahim: 7)
Akan tetapi, apabila dia kufur terhadap niknat Allah, maka Allah mengancamnya:
“Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim: 7)
Maka wahai hamba-hamba Allah…
Jadilah kalian sebagai hamba-hamba-Nya yang bersyukur, dengan cara mempergunakan segala nikmat-Nya di jalan-Nya. Terkhusus dengan ‘syahwat’ terhadap lawan jenis yang Allah berikan, janganlah engkau mengumbar syahwatmu di tempat yang hina, karena engkau akan celaka. Marilah kembali kepada tuntunan Islami berupa pernikahan yang indah dan berbarakah.

PERINTAH UNTUK MENIKAH

Oleh karena itu, bagi setiap pemuda dan pemudi yang memiliki kemampuan dan takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa untuk segera menikah. Karena dikhawatirkan apabila dia tidak mau menikah, maka dirinya akan terjatuh ke dalam perbuatan dosa.
Dengarlah bagaimana bimbingan Rasulullah kepada para pemuda:
الشَّبَابِ مَنْ استَطَاعَ مِنْكُمُ البَاءَة فَلْيَتَزَوَّجْ! فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ أَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang telah mampu, maka hendaklah ia menikah! Karena pernikahan itu dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Jika dia belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa itu bisa meredam syahwat baginya.”
Wahai para pemuda…
Kalau engkau seorang yang tidak mampu dari segi harta (miskin), maka janganlah engkau khawatir untuk menikah. Ikhlaskan niatmu karena Allah! Luruskan tujuanmu, yakni untuk memelihara kehormatanmu! Bulatkan tekadmu kemudian bertawakal kepada Allah ! Yakinlah bahwa Allah “Ar Razzaq” (Dzat Yang Maha Pemberi Rizki),berdoalah dengan nama “Ar-Razzaq” seperti: Ya Ar-Razzaq urzuqni “Wahai Dzat Yang Maha Pemberi rizki,berilah aku rizki; maka Allah akan memberimu rizki.
Allah berfirman:
“Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. An-Nuur: 32)
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (Q.S. Ath-Thalaq: 2)
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Q.S. Ath-Thalaq: 3)
“Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 58)
Telah banyak realita membuktikan, betapa pernikahan betul-betul membawa barakah dan mendatangkan rizki. Seseorang yang ketika hidup sendiri serba pas-pasan, tetapi setelah menikah dibukakan dan dimudahkan pintu-pintu rizki oleh Allah .

NASEHAT BAGI PARA ORANG TUA & WALI

Bagi para orangtua untuk jangan khawatir menikahkan anaknya walaupun dia belum punya pekerjaan tetap. Para orangtua hendaknya jangan menjadi penghalang bagi anaknya untuk menikah kalau memang anaknya sudah sangat ingin menikah, dan takut terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Bantulah anakmu ‘tuk mencapai ridha Allah. Karena dikhawatirkan kalau setiap orangtua menghalangi anaknya yang sudah ‘kebelet’ untuk menikah, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi dan akan menghancurkan agamanya.
Kalau seperti itu, siapa yang paling bertanggung jawab terhadap (keselamatan) anaknya? Dan apa yang akan engkau jawab ketika engkau dibawa ke pengadilan Dzat Yang Maha Adil di akhirat kelak?
Rasulullah bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَتِهِ
“Tiap-tiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian.”
Begitu pula bagi para wali wanita. Apabila telah datang kepadamu seorang pemuda yang engkau ridhai agamanya, maka terimalah. Jangan engkau biarkan anak gadismu menanti-nanti seorang kekasih yang tak kunjung tiba karena sikap kerasmu dan penolakanmu. Sehingga engkau biarkan anak gadismu berumur tua dan hidup dalam kesendirian. Oh,betapa malang nasib anakmu…?!!
Rasulullah bersabda:
إِذَ جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَونَ دِينَهُ وَ خُلُقَهُ فَأنكِحُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَ فَسَادٌ
“Jika datang (melamar anak gadismu) seorang lelaki yang engkau ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia (dengan anak gadismu itu). Jika tidak engkau lakukan, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi.” (H.R. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lain-lain)

NASEHAT BAGI PARA PEMUDA

Para pemuda yang dimuliakan Allah…
Jika engkau ingin menikah, jangan lupa luruskan niat dan tujuanmu. Berdoalah kepada Allah , semoga Allah memberikan pilihan yang terbaik bagi diri dan agamamu. Janganlah engkau menikah hanya untuk mengumbar syahwatmu semata, karena engkau tidak akan puas dan tidak akan bahagia. Menikahlah engkau untuk bertakwa kepada Allah, menjaga kehormatan, menjaga pandangan, dan menyalurkan syahwat di tempat yang halal. Karena kalau engkau niatkan karena Allah, hal itu terhitung sebagai ibadah yang berpahala.
Rasulullah bersabda:
إِنَّ فِي بضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
“Sesungguhnya dalam persetubuhan kalian adalah sedekah.”
Para pemuda, semoga Allah menjagamu…
Siapakah wanita yang akan engkau pilih? Wanita yang cantikkah? Atau yang kaya, atau yang apa? Mendapat wanita yang cantik, kaya, dari keturunan yang bagus, dan agamanya baik adalah dambaan setiap pemuda. Akan tetapi perlu engkau ketahui, wanita yang mengumpulkan keempat perkara tersebut tidaklah mudah. Terkadang wanita itu cantik tapi miskin. Atau dia kaya tapi tidak cantik. Atau dia sebenarnya sudah cantik, tapi Subhanallah, ada saja yang kurang; hidungnya lah yang kurang mancung,kurang putih lah, kurang tinggi tubuhnya, kurang ini dan itu lah, dan lain sebagainya.
Sehingga para pemuda…, janganlah engkau bermimpi bulan itu akan jatuh ke pangkuanmu.
Janganlah engkau bermimpi akan mendapatkan bidadari di dunia ini. Dengarlah bagaimana tuntunan Rasulullah :
تُنْكِحُ الْمَرْءَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَ لِحَسْبِهَا وَ لِجَمَالِهَا وَ لِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena garis keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka carilah wanita yang mempunyai agama, maka engkau akan berbahagia.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim)
Wahai para pemuda…
Pilihlah wanita yang baik agamanya sebagai standar utama untuk pendamping hidupmu, maka engkau akan berbahagia. Dialah wanita shalihah yang disabdakan oleh Nabi Muhammad :
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah.” (H.R. Muslim)
Betapa tidak? Walaupun hidupmu berkecukupan atau bahkan miskin, engkau tidak akan bersedih. Istrimu siap menemanimu sepanjang masa. Istrimu akan menghiburmu di saat engkau sedih dan tidak punya apa-apa. Istrimu akan qona’ah (merasa cukup) dengan pemberianmu. Dialah teman setia dalam suka dan duka. Tentunya selama engkau mengarungi samudra rumah tangga di atas syariat-Nya.
Akan tetapi bila istrimu adalah wanita yang rusak agamanya, walaupun cantik luar biasa dan kaya-raya, maka engkau tidak akan berbahagia. Kenapa? Karena istrimu, walaupun diberikan kekayaan harta, akan tetapi dia tidak diberikan kekayaan hati. Padahal Rasulullah bersabda:
لَيْسَ الغِنَى بِكَثْرَةِ العَرَضِ وَ لَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu (diukur) dengan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu (diukur) dengan kekayaan hati.
Maka engkau akan lihat, wanita itu tidak akan puas dengan pemberianmu. Walaupun engkau memberikan dunia ini dan segala permintaannya kepadanya, dia tidak akan puas dan tidak akan bersyukur kepadamu. Nah, ketika suatu saat engkau tidak bisa memenuhi keinginannya, maka engkau akan dicela. Ibarat pepatah:
“Ada uang, abang disayang
Tidak ada uang, abang ditendang.”
Wanita yang rusak agamanya akan menjadi musibah bagi dirimu. Telah banyak realita terjadi, bagaimana kasus-kasus perceraian hanya disebabkan masalah ekonomi. Dan telah jamak terjadi pula kasus-kasus perselingkuhan; baik yang dilakukan oleh pihak suami atau istri. Biasanya seorang suami berselingkuh karena tidak mendapatkan kepuasan dari istrinya, atau karena kesepian sering ditinggal istrinya, atau kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari istrinya, atau sering bertengkar dengan istrinya. Padahal istrinya adalah seorang wanita yang sangat cantik. Kok bisa?!
Biasanya seorang istri berselingkuh karena tidak mendapatkan kepuasan dari suaminya, atau suaminya kurang tampan di sisinya, atau kurang kaya dan lain sebagainya.
Sehingga –barakallahu fiikum- bagi para pemuda untuk mencari pasangan yang bagus akhlak dan agamanya. Begitu pula bagi para pemudi, untuk menjadikan agama calon suaminya sebagai kriteria utama. Sehingga kalau engkau salah, suamimu akan menasehatimu dengan cara yang baik lagi lembut, dan suamimu tidak akan mencelamu dan menghinakanmu.Tidakkah engkau ingin wahai shalihah…???
Wahai para pemuda…
Berusahalah untuk mencari wanita yang shalihah, karena dia akan menjadi pendamping hidupmu. Dialah yang akan melahirkan dan mendidik anak-anakmu, yang diharapkan nantinya menjadi anak yang shalih, yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berbakti kepada orangtua.
Dialah yang akan menjadi teman hidupmu, berbagi suka dan duka. Tak bisa dibayangkan kalau teman hidupmu jelek, bagaimana nasibmu dan agamamu?!
Rasulullah bersabda:
مَثَلُ جَلِيْسِ الصَّالِحِ وَ السُّوءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وِ نَافِخِ القِيرِ. فَحَامِلُ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيكَ وَ
إِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَ إِمَّا رِيْحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ القِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَ إِمَّا مِنْهُ رِيْحَا خَبِيثَةً.
“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi; bisa jadi dia akan memberikan minyak wangi itu kepadamu, bisa jadi engkau akan membeli minyak wangi darinya, dan bisa jadi engkau akan mendapatkan bau yang harum. Adapun pandai besi; bisa jadi dia akan membakar bajumu, da bisa jadi engkau akan mendapatkan bau yang tidak sedap.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim)
Wahai para pemuda, barakallahu fiikum…
Selain itu, Rasulullah juga menghasung para pemuda untuk menikahi wanita yang subur.Jika engkau menginginkan kebahagiaan dan barakah dari Allah, maka tempuhlah jalan yang digariskan oleh Rabbmu. Janganlah engkau mencari jalan-jalan lain (baca: syaithan) yang akan menjauhkanmu dari kebahagiaan dan barakah dari Allah.

TUNTUNAN PERNIKAHAN ISLAMI DI ATAS SUNNAH NABI

Berikut akan penulis sajikan untukmu – wahai para pemuda – sebuah risalah yang berisi tentang tuntunan pernikahan Islami di atas sunnah Nabi.
Jika engkau ingin menikah, perhatikan dan tempuhlah adab-adab Islami sebelum engkau “bermalam pertama” dengan kekasihmu.

TA’ARUF (MENGENAL) CALON ISTRI

Agama Islam mengajarkan kepada yang hendak menikah untuk mengenal calon pasangannya (ta’aruf). Seorang pemuda yang hendak melamar wanita hendaknya mencari keterangan tentang jatidirinya melalui seseorang yang mengenal wanita tersebut. Baik tentang biografi, ciri-ciri fisik, akhlak, kepribadian, dan agamanya, atau hal-hal lainnya yang dibutuhkan/penting diketahui untuk kebahagiaan hidup berumah tangga (maslahat pernikahan). Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada si wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang, seperti istri temannya, ibunya, saudarinya, atau yang lainnya.
Hendaknya bagi pihak yang dimintai keterangan untuk menjawab dengan objektif, meskipun harus membuka aib wanita tersebut. Hal ini diperbolehkan dan bukanlah termasuk ghibah yang terlarang. Karena Rasulullah pernah menjelaskan aib seseorang ketika memberi nasehat kepada Fathimah bintu Qais mengenai Mu’awiyah bin Abu Sufyan dan Abu Jahm:
أَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَلاَ يَضَعُ عَصَاهُ, وَ أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصَعْلُوكٌ لاَ مَالَ لَهُ انْكِحِي أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ
“Adapun Abu Jahm, maka dia adalah lelaki yang tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya (yakni: suka memukul wanita). Adapun Mu’awiyah, dia lelaki yang miskin, yang tidak memiliki harta. Maka menikahlah engkau dengan Usamah bin Zaid. (H.R. Muslim)
Adapun berbicara dengan wanita yang hendak dilamarnya, bolehkah?
Para ulama menyatakan tentang bolehnya bagi lelaki untuk berbicara dengan calon istri yang hendak dipinang. Akan tetapi tentunya dengan menjaga adab-adab Islami seperti:
Ada hajat dan mengandung maslahat
Tidak khalwat, yaitu berdua-duaan tanpa mahram, karena Rasulullah r bersabda:
لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ
“Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.”
Dari balik hijab/tabir (seperti tirai, tembok, atau sesuatu yang bisa menghalangi pandangan dan perjumpaan secara langsung).
Allah berfirman:
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir.” (Q.S. Al Ahzaab: 53)
Apabila para shahabat saja diperintahkan untuk berhijab, padahal mereka adalah generasi terbaik serta paling suci hatinya, maka generasi-generasi setelah shahabat justru lebih butuh kepada hijab karena lemahnya iman dan ilmu mereka.
Percakapan itu tidak sampai membangkitkan syahwat. Apakah itu karena lembutnya suara wanita, berlama-lama dalam berbicara, dan lain sebagainya. Allah berfirman:
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Q.S. Al Ahzaab: 32)
Begitulah ta’aruf syar’i yang Islami. Indah, bukan? Dengan ta’ruf syar’i maka akan lebih menjaga kehormatan, menjaga pandangan, dan kesucian jiwa.
Bagaimanakah dengan pacaran yang jamak terjadi, haramkah?
Ya, pacaran adalah haram dalam agama Islam ini. Di dalamnya terkandung banyak kerusakan bagi pribadi atau agama seseorang. Di dalamnya terkandung banyak perbuatan-perbuatan mungkar yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti: ikhtilath (bercampur-baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram), khalwat, pandang-memandang, bersentuhan dan lain sebagainya.
Padahal Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al Israa: 32)
Rasulullah juga bersabda:
لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Sungguh, jika kepala salah seorang di antara kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada dia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (H.R. Ath Thabrani dan Al Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar, lihat Ash Shahihah no. 226)
Wahai pemuda, setelah engkau mengetahui bahwa pacaran adalah perbuatan yang dikecam oleh Allah dan Rasul-Nya dan termasuk perbuatan nista, maka apakah engkau masih memilih pacaran daripada ta’aruf syar’i?
Tuntunan Pernikahan Islami Menuju Pelaminan Suci
baca di Ruang Baca Online HAS
ISBN : 9791536821
Penulis : Abu ‘Umar Ibrahim
Ukuran : 10 cm x 14 cm, 48 halaman
Cetakan : Kedua, Syawwal 1430H / Oktober 2009M
Harga : Rp5.000
Daftar Isi
  • Mukaddimah
  • Pernikahan merupakan tanda kekuasaan Allah
  • Bersyukur terhadap anugerah Ilahi
  • Perintah untuk menikah
  • Nasehat bagi para orang tua & wali
  • Nasehat bagi para pemuda
  • Tuntunan pernikahan Islami di atas sunnah Nabi
  • Ta’aruf (mengenal) calon istri
  • Nazhar (memandang/melihat)
  • Jangan lupa shalat istikharah!
  • Khitbah (meminang)
  • Saat meminang, apa yang harus dibicarakan ya?
  • Mengikuti adat atau syariat?
  • Hari baik & buruk dalam pernikahan
  • Jangan lupa, tanya maharnya!
  • Akad nikah
  • Walimatul ‘Urs (pesta pernikahan)
  • Adab-adab bagi orang yang diundang untuk menghadiri walimatul ‘urs
  • Tuntunan Islami menuju peraduan cinta
  • Penutup
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=106695332692047

0 komentar:

Posting Komentar